Sabtu, 13 Mei 2017

permainan lompat tali



Permainan Lompat Tali

1.      Asal Mula Permainan Lompat Tali
Permainan Tali Merdeka adalah sebutan untuk mereka yang tinggal di Provinsi Riau. Di daerah yang masyarakatnya adalah pendukung kebudayaan Melayu ini ada sebuah permainan yang disebut sebagai tali merdeka. Inti dari permainan ini adalah melompat tali-karet yang tersimpul. Penamaan permainan ini ada kaitannya dengan tingkah laku atau perbuatan yang dilakukan pemain itu sendiri, khususnya pada lompatan yang terakhir. Pada lompatan ini (yang terakhir), tali direnggangkan oleh pemegangnya setinggi kepalan tangan yang diacungkan keudara. Kepalan tangan tersebut hamper mirip dengan apa yang dilakukan oleh para pejuang ketika mengucapkan kata “merdeka”.
Gerakan tangan yang menyerupai simbol kemerdekaan itulah yang kemudian dijadikan sebagai nama permainan yang bersangkutan. Kapan dan dari mana permainan ini bermula sulit diketahui secara pasti. Namun, dari nama permainan itu sendiri dapat diduga bahwa permainan ini muncul di zaman penjajahan.
2.      Langkah-Langkah Permainan
a.      Pemain
Pemain tali merdeka ini berjumlah 3--10 orang. Pemain dibagi dalam dua kelompok, yaitu pemegang karet dan pelompat karet. Pada umumnya permainan ini dilakukan oleh kaum perempuan yang masih berusia antara 7--15 tahun. Kaum perempuan yang telah berumur lebih dari 15 tahun biasanya akan segan untuk ikut bermain, karena takut auratnya akan terlihat sewaktu melompati tali karet. Kalau pun ada yang ikut bermain, biasanya hanya sebagai penggembira saja dan hanya melompat saat ketinggian tali masih sebatas lutut atau pinggang. Sedangkan kaum laki-laki hanya kadang kala saja ikut serta dalam permainan.
Permainan ini tidak membutuhkan tempat yang luas. Oleh karena itu, dapat dimainkan di mana saja dan kapan saja, seperti: di halaman sekolah (pada waktu istirahat) dan di halaman rumah.
b.      Peralatan Permainan
Peralatan yang digunakan dalam permainan ini adalah karet-karet gelang yang dianyam memanjang. Cara menganyamnya adalah dengan menyambungkan dua buah karet pada dua buah karet lainnya hingga memanjang dengan ukuran sekitar 3--4 meter. Karet-karet tersebut berbentuk bulat seperti gelang yang banyak terdapat di pasar-pasar tradisional.
c.       Langkah-Langkah Permainan
Untuk bermain permainan ini dibutuhkan minimal 4 orang anak. Pertama harus ada dua pemain yang jaga. Terlebih dahulu di adakan gambreng. Gambreng dilakukan dengan menumpuk telapak tangan masing-masing peserta yang berdiri dan membentuk sebuah lingkaran. Kemudian, secara serentak tangan-tangan tersebut akan diangkat dan diturunkan. Pada saat diturunkan, posisi tangan akan berbeda-beda (ada yang membuka telapak tangannya dan ada pula yang menutupnya). Apabila yang terbanyak adalah posisi telapak terbuka, maka gambreng dinyatakan tidak sah dan gambreng ulang sampai posis tangan terbuka dan tertutup sama banyak. Ketika sudah sama seorang anak yang dinyatakan sebagai “mama” anggota di adu suit, “mama” grup yang menang yang bermain terlebih dahulu dan grup yang kalah akan memegang tali karetnya.
Pada permainan lompat tali ini para pelompat harus melompati beberapa posisi:
1.      tali berada pada batas lutut pemegang tali; pada posisi ini pelompat tidak boleh mengenai tali
2.      tali berada sebatas di pinggang (sewaktu melompat pemain masih tidak boleh mengenai tali karet sebab jika mengenainya, maka ia akan menggantikan posisi pemegang tali;
http://flowryadnijannatia.blog.upi.edu/files/2015/10/Foto-0066.jpg
3.      posisi tali berada di dada pemegang tali (pada posisi yang dianggap cukup tinggi ini pemain boleh mengenai tali sewaktu melompat, asalkan lompatannya berada di atas tali dan tidak terjerat);
http://flowryadnijannatia.blog.upi.edu/files/2015/10/Lompat-Getah.jpg
4.      posisi tali sebatas telinga;

5.      posisi tali sebatas kepala;
http://flowryadnijannatia.blog.upi.edu/files/2015/10/Lompat-Tali-6-warawirigue.blogspot.com_.jpg
6.      posisi tali satu jengkal dari kepala; biasanya kita sering menyebutnya dengan posisi ‘kilan’
7.      posisi tali dua jengkal dari kepala atau posisi yang satu ini kita kenal dengan ‘dua kilan’; dan
8.      posisi tali seacungan atau hasta pemegang tali, posisi yang disebut dengan posisi ‘merdeka’.
http://flowryadnijannatia.blog.upi.edu/files/2015/10/permainan-lompat-tali.jpg

3.      Manfaat Dari Permainan
Permainan yang disebut sebagai tali merdeka ini mengandung nilai kerja keras, ketangkasan, kecermatan dan sportivitas. Nilai kerja keras tercermin dari semangat pemain yang berusaha agar dapat melompati tali dengan berbagai macam ketinggian. Nilai ketangkasan dan kecermatan tercermin dari usaha pemain untuk memperkirakan antara tingginya tali dengan lompatan yang akan dilakukannya. Ketangkasan dan kecermatan dalam bermain hanya dapat dimiliki, apabila seseorang sering bermain dan atau berlatih melompati tali merdeka. Sedangkan nilai sportivitas tercermin dari sikap pemain yang tidak berbuat curang dan bersedia menggantikan pemegang tali jika melanggar peraturan yang telah ditetapkan dalam permainan.
4.      Daerah-Daerah yang Melakukan Perrmainan lompat Tali
Sebenarnya di daerah lain indonesia juga banyak di temukan permainan ini tapi dengan nama yang berbeda misal dengan nama Lompat Tali, Lompatan dll
5.      Manfaat Permainan Lompat Tali Pada Anak SD
  • Motorik kasar
Main lompat tali merupakan suatu kegiatan yang baik bagi tubuh. Secara fisik anak jadi lebih terampil, karena bisa belajar cara dan teknik melompat yang dalam permainan ini memang memerlukan keterampilan sendiri. Lama-lama, bila sering dilakukan, anak dapat tumbuh menjadi cekatan, tangkas dan dinamis. Otot-ototnya pun padat dan berisi, kuat serta terlatih. Selain melatih fisik, mainan ini juga bisa membuat anak-anak mahir melompat tinggi dan mengembangkan kecerdasan kinestetik anak. Lompat tali juga dapat membantu mengurangi obesitas pada anak.
  • Emosi
Untuk melakukan suatu lompatan dengan ketinggian tertentu dibutuhkan keberanian dari anak. Berarti, secara emosi ia dituntut untuk membuat suatu keputusan besar, mau melakukan tindakan melompat atau tidak. Dan juga saat bermain, anak-anak akan melepaskan emosinya. Mereka berteriak, tertawa dan bergerak.
  • Ketelitian dan Akurasi
Anak juga belajar melihat suatu ketepatan dan ketelitian. Misalnya, bagaimana ketika tali diayunkan, ia dapat melompat sedemikian rupa sehingga tidak sampai terjerat tali dengan berusaha mengikuti ritme ayunan. Semakin cepat gerak ayunan tali, semakin cepat ia harus melompat.
  • Sosialisasi
Untuk bermain tali secara berkelompok, anak membutuhkan teman yang berarti memberi kesempatannya untuk bersosialisasi sehingga ia terbiasa dan nyaman dalam kelompok. Ia dapat belajar berempati, bergiliran, menaati aturan dan yang lainnya.
  • Intelektual
Saat melakukan lompatan, terkadang anak perlu berhitung secara matematis agar lompatannya sesuai dengan jumlah yang telah ditentukan dalam aturan permainan. Umpamanya, anak harus melakukan lima kali lompatan saat tali diayunkan, bila lebih atau kurang ia harus gantian menjadi pemegang tali. Anak juga secara tidak langsung belajar dengan cara melihat dari teman-temannya agar bisa mahir dalam melakukan permainan tersebut.
  • Moral
Dalam permainan tradisional mengenal konsep menang atau kalah. Namun, menang atau kalah tidak menjadikan para pemainnya bertengkar, mereka belajar untuk bersikap sportif dalam setiap permainan. Dan juga tidak ada yang unggul, karena setiap orang punya kelebihan masing-masing untuk setiap permainan, hal tersebut meminimalisir ego di diri anak-anak.
DAFTAR PUSTAKA
http://indahnya---berbagi.blogspot.co.id/2013/10/sejarah-dan-asal-usul-lompat-tali.html
http://flowryadnijannatia.blog.upi.edu/2015/10/14/cara-bermain-lompat-tali/
http://mantraitemdoeloe.blogspot.co.id/2011/04/permainan-lompat-tali-lompat-karet.html

2 komentar:

  1. YUK !!!!! buruan gabung dan menang kan total hadiah ratusan juta rupiah setiap hari nya hanya di s1288poker agent poker terpecaya .... cuma di sini tempat nya kamu bisa menunjukan kehebatan kamu dalam bermain poker yukkkk daftar kan diri anda sekarang juga
    terdapat 6 game dalam 1 user id anda loh.... (PIN BBM: 7AC8D76B)

    BalasHapus