Selasa, 30 Mei 2017

Prosa Anak



KEPERCAYAAN DIRI SEORANG TIA
Pagi yang cerah menerangi Desa Pekan Baru, seorang anak perempuan bernama Tia sedang duduk di bangku taman seorang diri sambil membaca buku cerita berjudul “Si Manis” dengan raut wajah yang sangat serius. Tiba-tiba ada seseorang menepuk pundaknya seraya duduk disampingnya, itu adalah temannya yang bernama Sam. Sam kemudian mengambil buku bacaan Tia kemudian menutup buku itu. Tia ingin protes dengan tingkah sahabatnya tersebut, namun diurungkannya karena Sam telah membuatnya terkejut dengan berita yang dibawanya. “sekolah kita akan mengadakan lomba membaca puisi tingkat kota. Apakah kau tidak ingin mengikutinya?” tanya Sam. Tia pun hanya terdiam tidak ada jawaban namun mulai berkata “tidak, maaf Sam kau saja yang mengikuti lomba itu. Aku tidak berminat.” “oh ayolah Tia... aku mengetahui kamu mempunyai bakat hebat membaca puisi. Segala ketukan, nada dan irama mu membaca puisi selalu membuatku tertegun... lagipula nilai membaca puisimu di kelas yang paling tinggi bukan?” Tia pun hanya diam dan tidak memperdulikan Sam yang masih asyik memuji dirinya, Sam pun menyadari hal itu dan segera menepuk pundak Tia yang membuatnya terkejut... “heiiii apa kamu mendengar apa yang kukatakan Tia?” Tia pun kemudian berdiri dan berjalan menjauhi Sam yang memanggil-manggil namanya.
Sesampainya di kelas Tia pun kemudian duduk di bangkunya yang terletak di deretan nomor 2 kelas itu. Anita yang berada di depannya pun segera berbalik menghadap ke arah Tia yang sedang sibuk membaca buku ceritanya. “Tia apa kamu tidak ingin ikut lomba menulis puisi itu?” Anita memulai pembicaraan yang membuat Tia kembali terdiam dengan pertanyaan temannya itu. “dia tidak akan mau mengikuti lomba itu Nita. Aku sudah berusaha membujuknya untuk mengikuti lomba itu tapi dia tetap tidak ingin mengikuti lomba tersebut” sahut Sam yang kemudian duduk dibangkunya yang terletak tepat disebelah bangku Tia. “wahh sayang sekali ya, menurutku kamu harus mengikuti lomba itu Tia. Aku yakin kamu pasti menang” kata Anita dengan sedikit kecewa. Pembicaraan mereka terhenti ketika bel sekolah berbunyi yang sesaat kemudian Ibu Roma memasuki kelas dan memulai pembelajaran.
Di perjalanan pulang Tia tidak habis-habisnya berfikir apakah dia akan mengikuti lomba itu atau tidak. Dalam hati kecilnya dia ingin mengikuti lomba itu, tetapi di dalam dirinya tidak ada keberanian, ia terlalu takut ketika berbicara di depan orang-orang nantinya, ia takut jika ia salah mengucapkannya salah, ia terlalu gugup tampil di panggung itu.
Keesokan paginya Tia berangkat kesekolah dengan malas, karena hari ini adalah hari pendaftaran lomba membaca puisi itu. Sesampainya di kelas ia tidak menemukan sahabatnya sam, ia pun menanyakan kepada Anita tentang keberadaan Sam. “ohh tadi aku melihat Sam terburu-buru keluar kelas setelah dia meletakkan tasnya Tia tetapi aku tidak tau dia pergi kemana.” Kata Anita. “ya sudah terima kasih Nita” kata Tia. Tia pun duduk di bangkunya dengan pemikiran yang tidak lepas dari Sam sahabatnya itu. Tidak berapa lama kemudian Sam memasuki kelas dengan terburu-buru dan memangil Tia. “kamu darimana saja Sam?” Sam tidak menjawab pertanyaan Tia tetapi malah menarik tangan tia untuk mengikutinya. “kamu mau kemana Sam? Sebentar lagi bel akan berbunyi dan Bu Roma akan memarahi kita jika kita tidak ada di kelas.” Kata Tia pada Sam yang tidak memerdulikan perkataannya.
Ternyata Sam membawa Tia ke kantor guru. “apa yang akan kamu lakukan Sam? Kenapa kamu membawaku kesini?” kata Tia penuh tanya. “aku bersama Bu Roma medaftarkanmu mengikuti lomba membaca puisi itu” Tia pun terkejut dengan apa yang Sam katakan tersebut, dia pun melepaskan dengan paksa pegangan tangan Sam padanya. “apa kamu tidak mendengar perkataanku kemarin kepadamu Sam? Aku tidak akan mengikuti lomba itu! Kenapa kamu tetap mendaftarkan aku!” kata Tia penuh amarah pada Sam. Belum sempat Sam membela diri Ibu Roma pun berkata “itu karena Sam mengetahui bakatmu Tia, Sam peduli padamu, sebagai sahabatmu dia ingin kamu sukses dan membantu mengembangkan bakatmu itu. Seharusnya kamu berterima kasih padanya, bukan memarahinya” nasihat Bu Roma. “tapi Bu saya terlalu takut mengikuti lomba itu, saya gugup tampil di atas panggung Bu.” Kata Tia jujur memberitahu kelemahannya. Bu Roma dan Sam pun akhirnya mengetahui alasan Tia tidak ingin mengikuti lomba tersebut. Bu Roma pun memberi sebuah rahasia kecil pada Tia.


BERSAMBUNG...

1 komentar:

  1. YUK !!!!! buruan gabung dan menang kan total hadiah ratusan juta rupiah setiap hari nya hanya di s1288poker agent poker terpecaya .... cuma di sini tempat nya kamu bisa menunjukan kehebatan kamu dalam bermain poker yukkkk daftar kan diri anda sekarang juga
    terdapat 6 game dalam 1 user id anda loh.... (PIN BBM: 7AC8D76B)

    BalasHapus