KEPERCAYAAN DIRI
SEORANG TIA
Pagi yang cerah menerangi Desa Pekan
Baru, seorang anak perempuan bernama Tia sedang duduk di bangku taman seorang
diri sambil membaca buku cerita berjudul “Si Manis” dengan raut wajah yang
sangat serius. Tiba-tiba ada seseorang menepuk pundaknya seraya duduk
disampingnya, itu adalah temannya yang bernama Sam. Sam kemudian mengambil buku
bacaan Tia kemudian menutup buku itu. Tia ingin protes dengan tingkah
sahabatnya tersebut, namun diurungkannya karena Sam telah membuatnya terkejut
dengan berita yang dibawanya. “sekolah kita akan mengadakan lomba membaca puisi
tingkat kota. Apakah kau tidak ingin mengikutinya?” tanya Sam. Tia pun hanya
terdiam tidak ada jawaban namun mulai berkata “tidak, maaf Sam kau saja yang
mengikuti lomba itu. Aku tidak berminat.” “oh ayolah Tia... aku mengetahui kamu
mempunyai bakat hebat membaca puisi. Segala ketukan, nada dan irama mu membaca
puisi selalu membuatku tertegun... lagipula nilai membaca puisimu di kelas yang
paling tinggi bukan?” Tia pun hanya diam dan tidak memperdulikan Sam yang masih
asyik memuji dirinya, Sam pun menyadari hal itu dan segera menepuk pundak Tia
yang membuatnya terkejut... “heiiii apa kamu mendengar apa yang kukatakan Tia?”
Tia pun kemudian berdiri dan berjalan menjauhi Sam yang memanggil-manggil
namanya.
Sesampainya di kelas Tia pun kemudian
duduk di bangkunya yang terletak di deretan nomor 2 kelas itu. Anita yang
berada di depannya pun segera berbalik menghadap ke arah Tia yang sedang sibuk
membaca buku ceritanya. “Tia apa kamu tidak ingin ikut lomba menulis puisi
itu?” Anita memulai pembicaraan yang membuat Tia kembali terdiam dengan
pertanyaan temannya itu. “dia tidak akan mau mengikuti lomba itu Nita. Aku
sudah berusaha membujuknya untuk mengikuti lomba itu tapi dia tetap tidak ingin
mengikuti lomba tersebut” sahut Sam yang kemudian duduk dibangkunya yang
terletak tepat disebelah bangku Tia. “wahh sayang sekali ya, menurutku kamu
harus mengikuti lomba itu Tia. Aku yakin kamu pasti menang” kata Anita dengan
sedikit kecewa. Pembicaraan mereka terhenti ketika bel sekolah berbunyi yang
sesaat kemudian Ibu Roma memasuki kelas dan memulai pembelajaran.
Di perjalanan pulang Tia tidak
habis-habisnya berfikir apakah dia akan mengikuti lomba itu atau tidak. Dalam
hati kecilnya dia ingin mengikuti lomba itu, tetapi di dalam dirinya tidak ada
keberanian, ia terlalu takut ketika berbicara di depan orang-orang nantinya, ia
takut jika ia salah mengucapkannya salah, ia terlalu gugup tampil di panggung
itu.
Keesokan paginya Tia berangkat kesekolah
dengan malas, karena hari ini adalah hari pendaftaran lomba membaca puisi itu.
Sesampainya di kelas ia tidak menemukan sahabatnya sam, ia pun menanyakan
kepada Anita tentang keberadaan Sam. “ohh tadi aku melihat Sam terburu-buru
keluar kelas setelah dia meletakkan tasnya Tia tetapi aku tidak tau dia pergi
kemana.” Kata Anita. “ya sudah terima kasih Nita” kata Tia. Tia pun duduk di
bangkunya dengan pemikiran yang tidak lepas dari Sam sahabatnya itu. Tidak
berapa lama kemudian Sam memasuki kelas dengan terburu-buru dan memangil Tia.
“kamu darimana saja Sam?” Sam tidak menjawab pertanyaan Tia tetapi malah
menarik tangan tia untuk mengikutinya. “kamu mau kemana Sam? Sebentar lagi bel
akan berbunyi dan Bu Roma akan memarahi kita jika kita tidak ada di kelas.”
Kata Tia pada Sam yang tidak memerdulikan perkataannya.
Ternyata Sam membawa Tia ke kantor guru.
“apa yang akan kamu lakukan Sam? Kenapa kamu membawaku kesini?” kata Tia penuh
tanya. “aku bersama Bu Roma medaftarkanmu mengikuti lomba membaca puisi itu”
Tia pun terkejut dengan apa yang Sam katakan tersebut, dia pun melepaskan
dengan paksa pegangan tangan Sam padanya. “apa kamu tidak mendengar perkataanku
kemarin kepadamu Sam? Aku tidak akan mengikuti lomba itu! Kenapa kamu tetap
mendaftarkan aku!” kata Tia penuh amarah pada Sam. Belum sempat Sam membela
diri Ibu Roma pun berkata “itu karena Sam mengetahui bakatmu Tia, Sam peduli
padamu, sebagai sahabatmu dia ingin kamu sukses dan membantu mengembangkan
bakatmu itu. Seharusnya kamu berterima kasih padanya, bukan memarahinya”
nasihat Bu Roma. “tapi Bu saya terlalu takut mengikuti lomba itu, saya gugup
tampil di atas panggung Bu.” Kata Tia jujur memberitahu kelemahannya. Bu Roma
dan Sam pun akhirnya mengetahui alasan Tia tidak ingin mengikuti lomba tersebut.
Bu Roma pun memberi sebuah rahasia kecil pada Tia.
BERSAMBUNG...
YUK !!!!! buruan gabung dan menang kan total hadiah ratusan juta rupiah setiap hari nya hanya di s1288poker agent poker terpecaya .... cuma di sini tempat nya kamu bisa menunjukan kehebatan kamu dalam bermain poker yukkkk daftar kan diri anda sekarang juga
BalasHapusterdapat 6 game dalam 1 user id anda loh.... (PIN BBM: 7AC8D76B)